Simplicity – Patience – Compassion

Ajaran Terlahir Kembali

Om Mani Padme Hum:

Penjelasani singkat tentang Ajaran Terlahir Kembali:
Kadang untuk memulai jalan kehidupan Spritual, masih banyak para mahluk masih terikat dangan perbuatan-perbuatan buruk masa lampaunya. Ketika mereka memulai mencoba membaca mantra, berpuja-bhakti, dan bermeditasi, selalu saja tampak bayangan perbuatan buruknya dimasa lampau. Seorang pembunuh yang telah bertobat sekalipun, walau dalam kehidupan sehari-harinya, dapat menolak gambaran pikiran akan pembalasan dendam dari roh-roh yang dibunuhnya. Tetapi, apakah didalam mimpi, dirinya dapat benar-benar terbebaskan dari segala mimpi buruk yang timbul setiap saat.

Walau sudah bertobat, dan mulai menjalankan Ajaran Dharma, tetapi jika bayangan masa lalu terus menerus mengganggu pembinaan spiritualnya, bagaimana mungkin dapat mencapai hasil yang maksimal. Bagi mereka yang sudah benar-benar bertobat dan berniat memulai menjalankan Ajaran Dharma, maka mendapatkan Ajaran Terlahirkan Kembali merupakan salah satu awal yang sangat baik.

Pemahaman Ajaran Terlahirkan Kembali adalah sangat singkat, dimana  para umat sejak saat ini juga, bertobat dari segala perbuatan buruk masa lalunya, dan tidak akan mengulangi lagi. Dengan bantuan seorang Guru Spiritual, selanjutnya dilakukan tata-cara yang melambangkan, dirinya mengubur segala perbuatan buruknya beserta perlambangan tubuhnya sebagai pelunasan karmanya.

Kemudian, Guru Spiritual akan mengadakan tata-cara sebagai Kelahiran Kembali, yang melambangkan sang umat ini seketika itu juga terlahirkan sebagai Mahluk Spiritual yang baru, dan Guru Spiritual akan memberikan suatu nama baru yang bersifat spiritual. Nama baru ini dapat diambil dari: nama para mahluk suci, nama yang bersifat spiritual, atau nama-nama yang mengandung makna yang tinggi. Pemberian nama baru ini, bertujuan agar umat ini dapat lebih memahami dan mengerti bahwa dirinya telah terlahirkan kembali sebagai mahluk spiritual, dan memulai kehidupan baru di jalan pembinaan Spiritual.

Segala perbuatan buruk di masa lampaunya, tidak lagi menjadi bagian dalam kehidupannya. Hal ini bagaikan menanggalkan segala baju kekotoran dan memakai baju baru yang bersih. Selanjutnya, dirinya akan menjalankan kehidupannya bagaikan menjaga bajunya agar tetap bersih dari segala noda-noda keburukan.

Ajaran mempunyai makna dan tujuan yang sangat baik ini, tetapi sangat disayangkan, saya melihat Ajaran yang demikian, banyak disalah gunakan oleh beberapa umat. Sehingga banyak umat yang cenderung untuk berganti-ganti baju semaunya dan sesuka hatinya. Jika dirinya merasa baju yang dikenakan sekarang sudah kotor, maka dirinya akan mencari baju lainnya dengan mudahnya. Mereka tidak lagi menyadari, bahwa permasalahan yang sebenarnya bukan karena bajunya yang kotor. Mereka tidak lagi menyadari bahwa dirinya sendiri yang tidak dapat menjaga kebersihan bajunya.

Hingga sekarang ini, telah banyak Mahluk Suci yang menurunkan berbagai Ajaran pembinaan spritual, yang dapat bermanfaat mengurangi dan memperkecil gambaran dan akibat perbuatan buruknya masa lalunya. Tujuan dari penurunan Ajaran ini, sebenarnya untuk menekankan, agar bagi para Mahluk yang mulai menjalankan pembinaan spiritual, harus bertobat akan seluruh perbuatan buruk yang telah lakukannya, sehingga mereka tidak lagi mengulangi perbuatan-perbuatan buruknya. Dan sebagai Mahluk pembina jalan spiritual, yang membina rasa welas asih terhadap seluruh mahluk, mereka harus melakukan perbuatan baik sebanyak-banyaknya. Ajaran ini bagaikan mengajarkan kepada para umat cara menghilang noda yang melekat pada baju mereka, dan menjaga agar bajunya tidak lagi ternoda oleh kekotoran-kekotoran lainnya.

Sangat disayangkan alamiah ajaran ini, juga disalah gunakan oleh beberapa umat yang cenderung berpikir sempit. Mereka bahkan tidak khawatir untuk berbuat buruk, karena mereka merasa bahwa setiap saat mereka dapat membersihkan dengan mudahnya. Mereka tidak menyadari bahwa maksud ajaran tersebut, bukan bertujuan untuk hal yang demikian. Mereka tidak menyadari bahwa noda-noda mereka semakin melekat dan semakin sulit dibersihkan.

‘Bila tubuh, ucapan, dan pikiran masih belum terbersihkan.
Walau seribu baju dimilikinya, seribu baju akan terkotori.’