Simplicity – Patience – Compassion

Bagaikan Mengemudi Kendaraan

Bagaikan baru belajar mengemudi kendaraan. Akan timbul perasaan senang karena merasa bangga dapat mengemudikan kendaraan, selain perasaan senang timbul pula perasaan khawatir dan takut untuk menabrak yang lainnya. Sehingga dirinya mengendarai kendaraan dengan berbagai macam pikiran yang terus membayanginya.

Ketika seseorang menyeberang dengan tiba-tiba didepannya, maka akan timbul pikiran untuk menghentikan kendaraan sehingga menginjak rem dengan kerasnya.

Setelah terbiasa mengemudi dengan lancar, akhirnya dapat menghentikan kendaraan dengan menginjak rem lebih halus lagi tidak sekasar seperti sebelumnya.

Bagi mereka yang telah berpengalaman, akan dapat menghentikan kendaraan dengan reflek alamiahnya sehingga bilamana menghadapi kejadian yang mendadak akan dapat menghentikan kendaraan lebih mulus lagi. Mereka yang telah banyak pengalaman mengemudi, akan dapat mengemudi dengan tenang dan relaks tanpa lagi dibayangi oleh berbagai pikiran yang timbul mengganggu. Dengan demikian mereka dapat mengemudikan kendaraannya dengan kesadaran yang lebih jernih.

Mereka yang mengemudikan kendaraan tetapi masih terus diperdayai oleh pikirannya, akan mudah terbawa emosinya sehingga akan timbul rasa marah dan kesal terhadap pengemudi lainnya bilamana pengemudi lainnya melakukan suatu kesalahan menurutnya gambaran pikirannya. Mereka tidak lagi menyadari bahwa mereka juga telah salah, karena telah terperdaya oleh gambaran pikiran mereka sendiri. Mereka tidak lagi menyadari bahwa kesadarannya tidak lagi jernih karena tertutup oleh rasa egois dan merasa haknya telah diambil oleh pengemudi lain.

Demikian pula mereka yang membina Kesadaran Sejati, pada awalnya akan mengalami kesulitan untuk menghentikan timbulnya gambaran pikiran. Kadang mereka mendadak menyadari bahwa pikiran telah menguasainya.

Setelah beberapa lama membina kesadarannya, maka akan mulai dapat menyadari timbulnya pikiran yang mulai menutupi kesadaran, dan kadangkala akan menyadarinya setelah pikiran memperdayainya terlebih dahulu.

Bagi yang telah benar-benar terbina kesadaran sejatinya, akhirnya segala perbuatannya tidak lagi terganggu oleh pikiran yang timbul. Dimana segala perbuatannya akan menjadi bagian dari Kesadaran Sejatinya, sehingga segala yang diperbuatanya akan dilakukan secara alamiah.