Simplicity – Patience – Compassion

Bagaikan Sekuntum Mawar

Sangat indah bentuknya tetapi juga mengandung duri-duri yang tajam dibatangnya. Keindahan alamiah bunga mawar yang sangat menawan, mengalahkan rasa takut para mahluk akan duri-duri dibatangnya. Lihatlah para kumbang tidak pernah berhenti mengambil sarinya, bahkan para wanita selalu ingin memilikinya sebagai ungkapan tanda cinta.

Demikian pula tubuh manusia yang memiliki misteri bagaikan bunga mawar.
Bagi yang optimis, tubuhnya dianggap sebagai bunga mawar yang indah.
Bagi yang pesimis, tubuhnya dianggap sebagai duri-duri penghalang.
Bagi yang lain, tubuhnya bagaikan bunga mawar yang indah dengan duri-duri yang tajam dibatangnya.

Mereka yang tergila-gila dengan keindahan bunga mawar, akan terjerat oleh kemelekatan akan kecantikannya. Pahamilah bahwa seindah-indahnya bunga mawar, akhirnya akan layu juga. Demikian pula dengan kecantikan tubuh yang tidak dapat dipertahankan selamanya.

Mereka yang takut akan duri-duri yang tajam, akan terjerat untuk memotong duri-durinya sehingga menyiksa dan menelantarkan tubuhnya. Pahamilah bahwa sumber awal timbulnya penderitaan bukan berasal dari tubuh, tetapi sumber awal penderitaan yang sebenarnya berasal dari kemelekatan pikiran yang selalu ingin dipuaskan.

Mereka yang telah memahaminya tidak akan terperdaya oleh kemelekatan akan keindahan bunganya dan dapat memahami sifat-sifat alamiah dari duri-duri dibatangnya. Bunga mawar yang berduri, merupakan satu ikatan keindahan alamiah yang sempurna. Mereka akan memandang kecantikannya secara alamiahnya dan dapat memahaminya tubuhnya sebagai pelengkap keindahan alamiah yang sebenarnya.