Simplicity – Patience – Compassion

Bermimpi Melayang

Hampir setiap manusia pernah bermimpi terbang ataupun bermimpi melayang, dan adapula yang ketika bermimpi dapat melihat tubuh kasarnya yang terbaring tidur. Dimana sebagian besar kasus mimpi terbang dan melayang sebenarnya merupakan suatu fenomena dari roh yang melepaskan unsur ikatannya dengan tubuh kasar disaat tidur.

Berbeda dengan saat terbangun, dimana manusia kembali berinteraksi dengan phenomena luar melalui badan kasar dan pikirannya. Disaat bermimpi melayang, sebenarnya roh mereka terbangkitkan sehingga pada awalnya mereka akan merasakan suatu keadaan tanpa beban pikiran yang menimbulkan perasaan yang lebih relaks dan tenang. Hal ini terjadi karena ikatan roh dengan badan kasar semakin melemah, sehingga pikiran tidak lagi terlalu kuat untuk mempengaruhi kesadarannya.

Disaat awal bermimpi melayang, pada umumnya mereka merasakan suatu perasaan senang yang luar biasa. Perasaan mereka lepas karena kesadaran sejati telah terlepas dari ikatan-ikatan pikiran yang selalu menutupi. Sangat disayangkan perasaan yang lepas dan tenang ini pada umumnya tidak berlangsung lama, dimana kemudian gambaran pikiran mulai timbul kembali membangkitkan perasaan-perasaan lain yang akhirnya menutupi kesadarannya kembali.

Pikiran mulai memberikan berbagai macam gambaran kekhawatiran bila melayang semakin tinggi nanti tidak dapat kembali. Adapula yang disaat bermimpi melayang, mereka langsung merasakan ketakutan akan terjatuh kebawah atau ketakutan dengan ketinggian, sehingga didalam mimpinya mereka berusaha memegang tiang atau benda-benda lainnya.

Semua gambaran-gambaran yang mengganggu ini timbul karena kesadaran mereka tidak tersadari dan tidak terbina. Mereka tidak menyadari bahwa yang melayang adalah roh yang melepaskan diri dari unsur ikatan tubuh kasar, tetapi pikiran mereka masih kuat terikat dengan tubuh kasar sehingga memandang segala keadaan berdasarkan logika dan kebiasaan dari tubuh kasar.

Bagi para pembina kesadaran sejati dan roh sejati, mereka dapat merasakan hal demikian tidak hanya disaat tertidur tetapi mereka dapat mengalaminya setiap saat. Mereka terus membina kesadaran sejati dan roh sejati sehingga mereka selalu menyadari kesadarannya di segala alam. Para pembina kesadaran sejati dan roh sejati tidak akan terpengaruh lagi akan rasa senang yang mengikat dan rasa takut yang timbul, karena kesadaran sejati mereka telah dapat membedakan apa yang sebenarnya dan apa yang timbul dari gambaran pikiran.

Mereka yang membina kesadaran sejati dan roh sejati terus membina kesadaran sejati dan roh sejati setiap saat, dalam bermeditasi, dalam kehidupan sehari-hari, disaat tertidur, disaat bermimpi, dsb. Semua latihan mereka jalankan untuk mempersiapkan kesadaran dan roh mereka bilamana menghadapi saat kematiannya nanti. Mereka yang telah terbina akan memahami bahwa disaat meninggal, mereka tidak lagi dapat terganggu atau terperdaya oleh segala perwujudan dari gambaran ikatan-ikatan pikiran yang terbiasa dengan unsur materi dan tubuh kasar. Dengan demikian segala alam bardo akan dapat terlewati, dan mencapai Pencapaian Agung.