Simplicity – Patience – Compassion

Dua Belenggu Yang Harus Dilepas

Binalah ajaran dengan sebaik-baiknya.
Bilamana kebenaran sejati telah dicapai,
lupakanlah segala ajaran tersebut.

Raihlah pencapaian setinggi-tingginya.
Bilamana pencapaian sejati telah dicapai,
lupakanlah segala pencapaian tersebut.

Merasa bahwa ajarannya adalah yang paling benar, akan menjurus pada kefanatikan yang buta. Inilah belenggu luar yang harus dilepaskan.

Kepuasan akan pencapaian yang didapat, akan menjurus pada kebanggaan diri yang berlebihan. Inilah belenggu dalam yang harus dilepaskan.

Mereka yang membina kesadaran sejati akan memahami bahwa ajaran hanya sebagai alat penunjuk kesadaran sejati. Ajaran bukan kesadaran sejati, maka ajaran tidak akan dapat menjadi yang paling benar. Mereka yang masih terikat dengan segala macam manifestasi dari ajaran, tidak akan pernah dapat menemukan kesadaran sejatinya.

Mereka yang terikat dengan perasaan bahwa ajarannya yang paling benar, berarti mereka terus menutupi kesadaran sejatinya dengan kefanatikan yang timbul dari penjelmaan gambaran pikiran. Bilamana gambaran pikiran terus menutupi kesadaran sejati, bagaimana mungkin mereka dapat menemukan intisari kebenaran yang sesungguhnya dari ajaran yaitu Kejernihan Kesadaran Sejati.

Para mahluk pembina kesadaran sejati akan memahami bahwa kepuasan yang selalu timbul berasal dari gambaran pikiran. Kepuasan yang timbul akan membangkitkan rasa bangga diri, sehingga timbul rasa ego yang kuat dan merasa lebih dari mahluk lainnya. Rasa ego menjadikan dirinya untuk memandang rendah pencapaian mahluk lainnya. Mereka yang dikuasai rasa ego, tidak lagi menyadari bahwa pada awalnya sebenarnya seluruh mahluk memiliki awal kesadaran sejati yang sama.

Dengan memandang rendah pencapaian mahluk lain, berarti mereka telah merendahkan dan menutup kembali derajat kesadaran sejati mereka. Dimana sumber timbulnya rasa bangga dan memandang rendah pencapaian mahluk lain, semuanya berawal dari gambaran pikiran yang selalu memperdaya kesadaran sejati.