Simplicity – Patience – Compassion

Alam Bardo dan Alam Mimpi

Dibulan Febuari 2000, Seorang umat Budha di Singapore mengunjungi saya. Umat ini mengetahui kedatangan saya yang cukup lama di Singapore untuk berobat. Pada kesempatan ini, umat ini mengajak saya berbincang-bincang tetang ajaran alam bardo yang telah lama dipelajarinya.

“Saya telah mendalami pengetahuan spiritual tentang alam bardo lebih dari sepuluh tahun, saya juga telah mewariskan siisilah ajaran bardo langsung dari banyak Guru Besar. Apakah pembinaan ini sudah cukup bagi saya.”

“Sungguh luar biasa, Tidak banyak manusia yang mempunyai karma sedemikian baiknya sehingga mempunyai kesempatan dan pengetahuan seperti anda. Semoga pengetahuan alam bardo yang telah anda pelajari, dapat bermanfaat dan membantu para mahluk lainnya juga.” Kata saya singkat.

“Masih adakah yang harus saya jalani lagi ?”.

“Sesungguhnya, pengetahuan dharma tidak terbatas. Selama mahluk belum mencapai Kesempurnaan Sejati, janganlah berhenti untuk membina kehidupan spiritual. Anda harus terus memperdalam pengetahuan alam bardo.” Jelas saya.

“Saya telah hafal seluruh proses yang terjadi dan yang harus dihadapi di alam bardo nanti. Pembinaan saya juga telah dibuktikan oleh Guru-Guru Besar saya, baik dengan batang rumput yang dapat berdiri di cakra mahkota hingga cakra mahkota saya yang sudah terbuka. Bagaimana saya harus memperdalamnya lagi ?” ungkapnya.

“Walaupun anda telah mempelajarinya, juga menghafalnya, bahkan dibuktikan dengan test dan tanda-tanda di kepala tersebut. Tetapi apakah anda yakin bahwa anda dapat mempergunakannya dalam proses pelepasan unsur di saat menghadapi kematian nanti ? Jika tidak, ajaran apapun tidak akan bermanfaat.” tanya saya.

“Bagaimana mungkin saya dapat mempergunakannya, sedangkan saya belum mengalami kematian.” Katanya.

“Benar anda tentu belum dapat mempergunakannya, karena anda belum meninggal. Saya hanya ingin memastikan apakah anda benar-benar telah yakin untuk dapat menggunakannya disaat menghadapi kematian nanti.” Jelas saya.

“Tentu saya tidak dapat menjawabnya sekarang, karena saya belum mengalami kematian. Hali ini tidak mungkin dapat dipastikan karena belum pernah terjadi.” Katanya.

“Benar sekali, kita semua belum mengalaminya. Tetapi bukankah pembinaan yang kita jalankan ini bagaikan sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi test akhir disaat menjelang kematian.”

“Memang benar, Guru saya selalu menekankan untuk selalu mengingat ajaran Bardo ini. Sehingga saya dapat mempergunakannya disaat menghadapi kematian saya.” ungkapnya.

“Saya juga ingin mengetahui apakah disaat bermimpi, anda menyadari sedang tidur ?” tanya saya.

“Biasanya ketika mimpi,…….. saya bermimpi saja, tidak mengetahui saya sedang tertidur.”

“Bilamana ketika bermimpi saja anda tidak menyadari sedang tertidur, bagaimana mungkin anda dapat menyadari telah meninggal. Bilamana anda tidak menyadari telah meninggal, maka segala ajaran yang telah anda ketahui dan hafalkan tidak akan bermanfaat lagi.” Jelas saya.

“…” umat ini hanya berdiam diri berusaha memahami maksud perkataan saya.

“Pahamilah bahwa sesungguhnya alam bardo hampir tidak berbeda dengan alam mimpi. Alam mimpi dapat menjadi nyata dan tidak nyata, demikian pula alam bardo dapat menjadi nyata dan tidak nyata. Bebaskanlah kesadaran sejati dari segala gambaran kemelekatan pikiran, maka segala alam tidak lagi dapat memperdaya kesadaran sejati kita.”

“Bagaimana mungkin alam bardo tidak berbeda dengan alam mimpi ?” tanyanyalebih lanjut.

Pertanyaan terakhir dari umat ini sangat baik sekali, dan umat ini sungguh sangat kritis. Beberapa ajaran khusus spiritual tidak dapat terungkap, tanpa dimohon atau permohonan terlebih dahulu. Dengan adanya pertanyaan dari umat, saya dapat lebih mengungkapkan lebih dalam lagi tentang ajaran spiritual. Inilah salah satu jodoh dan ikatan yang memungkinan terjadinya penurunan ajaran.

Dengan singkat saya rangkum jawaban saya terhadap umat ini sebagai berikut:

Ketahuilah bahwa alam mimpi merupakan alam sementara antara keadaan tidur dan keadaan bangun, demikian pula alam bardo merupakan keadaan sementara antara kematian dan kelahiran. Bilamana kesadaran sejati selalu jernih, alam mimpi maupun alam bardo tidak lagi dapat memperdaya.

Para mahluk yang kesadaran sejati yang selalu jernih, baik dalam keadaan tidur ataupun dalam keadaan bangun tetap dapat disadari tanpa berbeda. Demikian pula keadaan kematian dan kelahiran menjadi tidak berbeda karena keduanya tidak lagi dapat memperdaya kesadaran sejati yang selalu jernih.

Para mahluk yang kesadaran sejatinya yang selalu jernih, adalah mahluk spiritual yang menuju jalan Kesempurnaan Sejati. Dengan pencapaian kesadaran sejati yang selalu jernih, maka para mahluk suci dapat memutuskan lingkaran kematian dan kelahiran. Demikianlah petunjuk ajaran yang dapat dari Bunda Mulia.