Simplicity – Patience – Compassion

Berkunjung Ke Sorga Danau Biru

Dipertengahan tahun 1994, saya beberapa bulan berada di Amerika untuk menantikan kelahiran anak pertama winny, dan mengikuti petunjuk guru saya Wanita Berjubah Biru. Beliau mendapat petunjuk dari Bunda Mulia untuk menyarankan saya dalam menyelesaikan tahap pembinaan akhir dari ajaran Pencapaian Kesadaran Sejati dan Roh Sejati Bunda Mulia di tempat yang lebih sepi dan tenang.

Di sekitar awal september 1994, saya mendapatkan suatu gambaran mimpi yang cukup menarik. Walaupun sebenarnya tidak dapat saya  kategorikan sebagai mimpi, karena disaat ini kesadaran saya tetap jernih dan roh sejati saya benar-benar memahami bahwa tubuh fisik sedang tertidur. Dimana roh sejati dan kesadaran sejati saya menyatu dalam kejernihan tunggal. Keadaan alamiah yang luar biasa indahnya dan tanpa adanya hambatan keterikatan apapun, sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata. Bagi para pembina roh sejati dan kesadaran sejati yang telah membina diri tentu dapat memahami apa yang saya hayati dalam keadaan ini.

Setelah merasa bagaikan perjalan ruang angkasa yang sangat unik, tiba-tiba saya telah berada disuatu pintu gerbang emas yang luar biasa besarnya. Walaupun saya merasa baru pertama kali berada ditempat ini, tetapi kesadaran saya menghayati bahwa tempat ini telah saya kenal dengan baik. Saya langsung menyadari bahwa saya berada didepan pintu gerbang Taman Sorga Danau Biru. Pintu gerbang Taman Sorga Danau Biru sungguh sangat luar biasa besarnya dan menjulang tinggi bahkan saya tidak dapat memastikan ketinggiannya karena tampak tidak terbatas.

Ketika saya mencoba untuk mendekatinya, ternyata pintu gerbang emas perlahan-lahan terbuka secara otomatis, dan tampak para bidadari cantik menyambut dan memainkan berbagai alat musik serta menyanyikan mantra yang memuliakan keagungan Bunda Mulia. Bidadari lainnya turun dihadapkan dengan hormat menyambut dan mempersilahkan saya memasuki Taman Sorga Danau Biru.

Saya menghaturkan terima kasih atas penyambutan yang tidak terduga ini, Kemudian saya melanjutkan perjalanan dengan mengikuti jalan dihadapan saya. Jalan ini bagaikan terbuat dari batu jade berwarna hijau kebiru-biruan dengan pantulan sinar emas yang berkilauan disepanjang jalan. Kilauan emas sepanjang jalan bagaikan seirama dan menuntun langkah kaki saya.

Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa suara langkah kaki saya sangat berlainan tidak seperti biasanya, dimana saya dapat mendengar dengan jelas gema-gema setiap langkah kaki saya di seluruh penjuru. Sungguh suatu hal yang unik karena apa yang saya dengar dari suara-suara langkah saya, terasa bagaikan kesatuan irama musik yang terdengar bagaikan suara-suara agung mantra suci. Walaupun saya tidak dapat benar-benar memahami irama musik dari gema langkah saya, tetapi saya dapat memastikan bahwa ini adalah senandung mantra Kemuliaan Bunda Mulia. Disaat itu saya juga mendengar suara halus di telinga saya yang membisikan dengan halus tetapi sangat jelas: “Setiap langkah adalah langkah kemuliaan Dharma Mulia”. Saya terdiam sebentar untuk memahaminya dengan kesadaran yang jernih, kemudian saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas petunjuk ajaran yang berharga ini pada Bunda Mulia.

Saya juga memperhatikan dengan seksama di sepanjang sisi jalan, tampak tumbuh berbagai macam bunga warna-warni yang bermekaran sebesar piring. Bunga-bunga mengeluarkan berbagai aroma wangi yang sangat khusus, tetapi sungguh suatu hal yang luar biasa adalah semua aroma wangi yang tercium dihidung juga terasa mengungkapkan gambaran mantra Kemuliaan Bunda Mulia.

Tampak sayup-sayup terdengar suara hembusan angin yang sejuk, suaranya hembusan angin sangat indah terasa ditelinga. Walaupun saya tidak memahami benar suara hembusan yang terdengar, namun saya menyadari sepenuhnya bahwa suara hembusan angin yang terdengar adalah suara mantra Kemuliaan Bunda Mulia.

Burung-burung kecil cantik berkicau dengan sangat merdunya, dan saya sangat menyadari sepenuhnya bahwa suara kicauannya yang indah juga mengungkapkan mantra Kemuliaan Bunda Mulia. Melihat pemandangan yang sangat indah dan mendengar suara-suara alam yang sangat merdu, semuanya menjadi satu kesatuan yang sangat luar biasa, yang mendengungkan nyanyian alam memuliakan Bunda Mulia.

Tidak terasa saya tiba di satu pohon rindang yang sangat besar dan memancarkan warna kemilauan emas. Saya sempat memperhatikan bahwa pohon ini dengan seksama. Saya melihat dengan jelas bahwa pohon ini memiliki banyak buah, dimana buahnya tampak seperti buah peach tetapi bersinar keemasan. Walaupun saya hanya sempat memperhatikan satu-persatu bentuk buahnya, saya terasa bagaikan telah mendapatkan kenikmatan dan kesegarannya. Sungguh suatu perasaan yang sulit dijelaskan, dimana tiada sedikitpun timbul keinginan untuk memetiknya, karena hanya dengan memandang buah tersebut, terasa bagaikan telah menikmatinya.

Tepat dibawah pohon ini, saya merasa telah sampai di tengah taman Sorga Danau Biru, walaupun saya tidak mengetahuinya dengan pasti tetapi ada suatu keyakinan yang sangat kuat bahwa inilah tempat tujuan saya. Saya merasakan keseluruhannya tidak asing lagi, dan saya dengan sangat yakin bahwa ditempat ini saya akan bertemu dengan Bunda Mulia, Dewi Yauw Ce Cin Mu.

Tiba-tiba tampak dari angkasa beberapa bidadari turun memainkan musik, dan tampak dua bidadari melemparkan bunga-bunga emas di angkasa. Disaat ini pula saya dengan suatu perasaan yang sangat yakin dan pasti akan kedatangan Bunda Mulia. Walaupun sepengetahuan saya bahwa saya tidak mempunyai janji untuk bertemu dengan Bunda Mulia ditempat ini. Tetapi kesadaran saya sangat jelas menggambarkan bahwa saya akan bertemu dengan Bunda Mulia disini. Benar saja, tampak seorang dewi yang seluruh tubuhnya bercahaya emas dan luar biasa parasnya turun didampingi dua bidadari dihadapan saya.

Saya langsung memberi hormat atas kesediaan Sang Dewi mengundang saya. Tiba-tiba dari tubuh Sang Dewi memancar  sinar emas kemilau bagaikan lampu sorot yang menyinari seluruh tubuh saya. Seketika itu saya merasakan tubuh saya menjadi tubuh emas seperti tubuh Sang Dewi tanpa beda. Saya menyadari ternyata Sang Dewi sedang memberkati saya. Selanjutnya Sang Dewi menjelaskan berbagai petunjuk dan pesan khusus yang tidak dapat saya ungkapkan.

Saya juga menyadari bahwa selama di Sorga Danau Biru saya berkomunikasi tidak menggunakan kata-kata bahasa. Saya menangkap apa yang disampaikan Sang Dewi, dan Sang Dewi juga mengetahui apa yang saya sampaikan. Cara penyampaian ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan penyampaian secara kata-kata bahasa. Saya menyadari bahwa komunikasi ini dapat terjadi karena kesadaran yang jernih dapat menyatu dengan kesadaran sejati Sang Dewi, sehingga komunikasi berlangsung dalam alam kesadaran yang jernih. Walau saya sering diajak membina bersama dan berkomunikasi cara Kesadaran dengan Kesadaran oleh Wanita Berjubah Biru, tetapi saya merasakan berlangsungnya komunikasi dengan Sang Dewi jauh lebih lancar, cepat, jelas, dan sangat jernih.

Setelah memberikan banyak petunjuk dan pesan-pesan, Sang Dewi kemudian memberikan kepada saya, satu lembar surat emas besar yang tergulung dan tampak tersegel dengan benang-benang emas. Atas perintah Sang Dewi, saya lalu membuka segelnya dan melihat tulisan emas yang timbul diatas kertasnya. Kemudian saya melihat dengan jelas, lambang-lambang tulisan tersebut semakin terang bersinar. Dan saya sangat nyakin bahwa saya pernah mengetahui dan memahami lambang-lambang tulisan tersebut sebelumnya. Cukup lama saya mencoba memahami lambang-lambang tulisan tersebut, tetapi saya tetap tidak dapat mengingat kembali kapan saya penah melihat lambang tulisan ini sebelumnya, akhirnya saya kembali menatap kepada Sang Dewi untuk memohon bantuan dan petunjuk.

Sang Dewi tersenyum mengetahui kebingungan saya, kemudian Sang Dewi mengangkatkan tangannya sambil menunjuk kepada surat emas yang saya pegang. Tiba-tiba surat yang saya pegang terasa melayang dan terbuka di hadapan saya. Saya melihat surat emas dihadapan saya bersinar kemilauan dan tampak setiap gambar tulisannya berputar dan bergerak berubah-rubah bentuk. Seketika itu gambar-gambar yang berubah-rubah bentuk menjadi jelas dapat saya pahami dengan sebenarnya. Ternyata gambar tulisan-tulisan yang bergerak ini merupakan intisari dari ajaran Kesadaran Sejati yang mencangkup dalam berbagai macam ajaran-ajaran Dharma Mulia Bunda Mulia. Sungguh suatu hal yang sangat luar biasa, hanya dengan melihat gambar tulisan yang bergerak-gerak tersebut saya secara otomatis langsung memahami makna dan intisari Ajaran Dharma Mulia yang terkandung didalamnya.

Setelah saya merasa telah memahami keseluruhan dari surat emas Bunda Mulia, saya lalu bersembah sujud kepada Sang Dewi yang saya sadari tidak lain adalah Bunda Mulia, Dewi Yauw Ce Cin Mu. Sang Dewi kembali tersenyum dan memohon pamit untuk kembali. Beliau juga menyampaikan pesan terakhirnya yang saya tangkap bahwa Beliau selalu mendampingi saya dalam menjalankan tugas-tugas mulia.

Kejadian yang sangat sulit untuk dipahami bila tidak mengalaminya sendiri, atas petunjuk Bodhisattva Danau Biru, saya tidak dapat membuka pengalaman saya ini selama sepuluh tahun. Hal ini untuk menghindari kesalah pahaman dan salah pengertian bagi mahluk lain.  Saya hanya diizinkan untuk menceritakan pengalaman saya ini pada guru saya, Wanita Berjubah Biru. Dan Beliau menyatakan bahwa semuanya adalah Benar adanya. Beliau memang sudah mengetahui sebelumnya, karena itu Beliau menyarankan saya untuk menyelesaikan tahap akhir Ajaran Kesadaran Sejati di Amerika.

Beliau juga menyatakan bahwa dengan keberhasilan saya mencapai Tahap Akhir Ajaran Kesadaran Sejati dan Roh Sejati. Dengan demikian, mulai saat itu saya akan dapat dengan mudah mengungkapkan ajaran-ajaran Dharma Mulia yang sulit. Beliau juga mengatakan bahwa tugas utama Beliau akhirnya dapat terselesaikan, yaitu membimbing saya memahami Ajaran Dharma Mulia. Mendengar perkataan Beliau, saat itu juga saya meminta Wanita Berjubah Biru untuk selalu membimbing saya karena saya sangat minim dalam pengalaman spiritual. Untuk ini Beliau berjanji kepada saya untuk mendampingi saya selama sepuluh tahun lagi.

Setelah bertahun-tahun saya menutupi bagaimana saya membina ajaran Bunda Mulia dengan demikian cepatnya atas petunjuk Wanita Berjubah Biru, saya menyampaikan kisah ini untuk membagi pengalaman, agar dapat bermanfaat bagi para mahluk lainnya. Ternyata pembinaan spiritual memiliki berbagai macam keunikan, yang tidak terduga, tetapi sangat luar biasa manfaatnya.

Dan, semenjak saat itu saya langsung mengetahui cara membuat Fu Im dan Fu Yang, yang telah berabad-abad yang lampau dikenal dalam dunia spiritual. Hingga Berbagai macam tata cara dan makna puja-bhakti dan persembahan khusus dapat saya jelaskan dengan mudahnya. Sebenarnya saya sendiri kadang merasa sedikit sungkan juga, karena saya merasa bahwa apa yang saya jelaskan hanya suatu hal alamiah yang memang sudah layak dan seharusnya.

Memang semenjak kejadian ini, segala sutra-sutra dan ajaran Dharma yang saya dengar  atau baca, bagaikan suatu ajaran kebenaran yang memang alamiah pembinaannya demikian. Saya juga menyadari bahwa kisah-kisah para master Tao dan Zen, bukan suatu cerita LELUCON atau sebagai buku hiburan belaka. Saya ingatkan kembali bahwa cerita-cerita para master Zen adalah suatu cerita kebenaran yang memang demikian para mahluk spiritual menjalankannya.

Apa yang tertera dalam sutra dan kisah para master Tao dan Zen bukan suatu hal yang sangat luar biasa atau juga bukan sebagai bacaan hiburan diwaktu senggang atau bahkan sebagai bahan lelucon. Sutra dan kisah-kisah para master hanya sebagai cermin yang mengingatkan kembali para mahluk apa yang seharusnya dijalankan. Bila kita menganggap bahwa cerita para master Tao dan Zen adalah cerita lucu, maka sebenarnya kita telah mentertawakan diri kita sendiri. Demikian pula bila kita bingung tidak memahami cerita para master Tao dan Zen, maka kita sebenarnya belum memahami jati diri kita yang sebenarnya.

Atas pengalaman saya itu, saya sangat bersyukur atas berkah yang sangat luar biasa sehingga saya dapat berkunjung ke Sorga Danau Biru yang pertama kalinya. Setelah beberapa kali berkunjung, saya akhirnya memahami bahwa pencapaian ini dapat dicapai tidak hanya diwaktu tidur, tetapi juga dapat dicapai disaat bermeditasi. Kunci utama pencapaian, adalah kesadaran sejati harus jernih dan roh sejati harus terbangkitkan penuh.

Bilamana kesadaran dan roh sejati telah mencapai satu kesatuan dengan kesadaran sejati para mahluk suci, maka segala alam suci para mahluk suci dapat dicapai secara alamiah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bimbingan dari guru yang berpengalaman, karena alam kesadaran dan alam pikiran sangat mirip sekali hingga sulit dibedakan.  
 

Berhati-hatilah bahwa alam pikiran adalah alam ilusi
dan alam kesadaran adalah alam kesunyataan.

Pahamilah bahwa Pencapaian Spiritual
dapat menjadi suatu Kemelekatan yang terbesar.

                                                                                                            (Hua Lien, 1994)