Simplicity – Patience – Compassion

Karma Baik dan Karma Buruk

Secara umum karma dapat diartikan perbuatan, dimana secara umum sering didengar istilah Karma Baik dan Karma Buruk. Sebagai mahluk yang membina diri dalam kehidupan dan pembinaan spiritual dalam Ajaran Dharma Mulia, tentunya harus memahai alamiah karma dan sebab-akibatnya.

Untuk itu harus dipahami dengan sebenarnya bahwa yang termasuk dalam karma baik adalah perbuatan yang menghasilkan kebahagiaan, dan yang termasuk dalam karma buruk adalah perbuatan yang menghasilkan penderitaan. Dan kita juga harus memahami sebab-akibat dari alamiah hukum karma. Dimana, bila kita menanam karma baik, maka kita akan memetik buah kebahagian; dan bila kita menanam karma buruk, maka penderitaan yang akan kita dapatkan. Bilamana tidak ada lagi perbuatan buruk, maka tidak akan timbul lagi penderitaan.

Tetapi dalam pelaksanaannya kadangkala mendapati banyak gangguan yang membingungkan. Dimana Karma baik dan karma buruk kadangkala sangat sulit dibedakan pada awalnya, hal ini banyak terjadi karena unsur-unsur yang terselubung dan ketidak murnian perbuatan itu sendiri, ataupun mungkin karena ketidak tahuan kita sendiri.

Dalam melaksanakan pemutaran Roda Dharma, maka untuk membedakan dengan jelas apa yang membedakan karma baik dan karma buruk maka diperlukan suatu pemahaman spiritual yang lebih dikenal dengan istilah Kebijaksanaan Sejati. Hanya dengan pemahaman yang sebenarnya tentang Kebijaksanaan Sejati, maka kita dapat selalu menjunjung karma baik dan menghindari karma buruk.

Kebijaksanaan Sejati pada awalnya akan membimbing kita untuk menjunjung tinggi karma baik dan menghindari karma buruk, sehingga karma baik telah menjadi bagian diri kita yang sejati tanpa beda. Bilamana karma buruk tidak lagi timbul, maka dengan demikian tidak ada lagi penderitaan yang muncul. Bilamana penderitaan tidak lagi muncul, maka seluruh perbuatan kita akan menjadi karma baik sehingga  tidak ada lagi timbulnya suatu perbedaan antara karma baik dan karma buruk. Seperti halnya para Bodhisatva yang tidak lagi terpengaruh dengan karma buruk, karena segala perbuatan para Bodhisatva selalu menghasilkan kebahagiaan, sehingga mereka pantas dikenal diengan nama Mahluk Yang Welas Asih.