Simplicity – Patience – Compassion

Kendala Terbesar Para Master

Bagi seorang Master atau Guru yang mengungkapkan Ajaran Dharma secara terbuka kepada para mahluk, akan menghadapi beberapa tantangan. Halangan ini timbul secara alamiah, bagaikan sebuah bunga yang baru mekar, yang akan menarik datangnya kumbang.

– Halangan Pertama, akan timbul dari para umat awalnya.
– Halangan kedua, akan timbul dari keluarganya.
– Halangan ketiga, akan timbul dari Gambaran Pikirannya.
– Halangan keempat, akan timbul dari Keterperdayaan Kesadarannya.
– Halangan kelima, akan timbul dari Pencapaiannya.

Halangan Pertama, akan timbul dari para murid awalnya.

 Mereka yang merasa sebagai murid awal dari Guru, memiliki kecenderungan untuk selalu dihormati oleh umat lainnya. Rasa senioritas mereka, membuat mereka tidak dapat menerima akan pergantian kepengurusan. Mereka akan lebih mudah melancarkan kritik yang menghancurkan, dibanding nasehat yang membangun. Dan masih banyak lagi bentuk alamiah kekecewaan mereka, yang akan dilampiaskan dengan berbagai cara.

Bila mereka pahami, kendala ini sebenarnya bersumber dari rasa iri hati para murid awal, yang tidak dapat menerima alamiah pergantian. Saya banyak menyaksikan sendiri bagaimana, para murid awal yang telah bersusah payang membentuk perkumpulan umat, tetapi mereka sendiri yang mencoba mengadu-domba dan menghancurkan kembali.

Kekacauan yang timbul karena ulah para murid utama, akan berakibat fatal bagi Gurunya. Bilamana sang Guru merasa tidak sampai hati akan murid utama yang selalu membuat keributan, maka akibatnya akan fatal. Sang Guru akan menyaksikan sendiri, keributan dan pertentangan yang sangat lama, dan akhirnya pembinaan Dharma mereka akan semakin lemah.

Tetapi bila sang Guru, dapat dengan bijaksana mengatasi kendala pertama ini. Para murid utama dan para pengurus baru, akan menjadi satu persatuan yang sangat kuat dalam pembinaan Dharma bersama.

Halangan kedua, akan timbul dari keluarganya.

Keterikatan dan Ikatan keluarga,
dapat menjadi masalah besar bagi sang Guru.

Semakin banyak umat yang dimiliki oleh seorang Guru,
        semakin banyak waktu yang harus diluangkan bagi umat-umatnya.

Dan semakin banyak waktu bagi umat-umatnya,
        maka akan semakin sedikit waktu sang Guru untuk keluarganya.

Dan selain itu, semakin banyaknya umat yang menghormati sang Guru, semakin tinggi popularitas sang Guru dan keluarganya. Dan secara alamiah, popularitas akan menjadi salah satu pembatas ruang lingkup sang Guru dan keluarga. Dengan semakin populer, maka semakin banyak orang yang ingin mendekatinya dengan berbagai macam tujuan.

Sang Guru yang memiliki pembinaan Dharma yang lebih baik dari mahluk lain, dapat menjalankan kehidupan yang demikian tanpa beda. Tetapi, bagi anggota keluarga yang lain belum tentu dapat menjalankan kehidupan barunya dengan sama.

Halangan ketiga, akan timbul dari Gambaran Pikirannya.

Semakin banyak waktu yang terluang bagi para umat,
        maka semakin berkurang waktu pembinaan spiritualnya.

Bilamana para Guru Spiritual tidak lagi mempunyai banyak waktu untuk terus menjalankan pembinaan spiritualnuya, sehingga kadang mereka tidak lagi menyadari bahwa dirinya telah diperdaya oleh Gambaran Pikiran sendiri. Akhirnya, mereka tidak lagi menyadari bahwa dirinya telah terjerat dalam kemelekatan materi dan hawa nafsunya. Jika hal ini terjadi, mereka bukan saja menghancurkan diri mereka sendiri kedalam Neraka penderitaan tanpa batas, tetapi mereka telah mencoreng Ajaran Dharma Para Mahluk Suci, karena mereka telah menjadi contoh dan panutan yang salah.

 Halangan keempat, akan timbul dari Keterperdayaan Kesadarannya

Para Guru Spiritual kadang tidak lagi menyadari telah terperdaya oleh kemelekatan Gambaran Pikirannya, cenderung merasa dirinya adalah sebagai Mahluk Suci yang tidak akan dapat ternoda, walau melakukan suatu perbuatan yang buruk sekalipun.

Mereka merasa telah mencapai tingkat spiritual yang tinggi, sehingga mereka tidak lagi merasa takut atau bersalah terhadap perbuatan-perbuatannya.

Bila mereka dapat memahami kebenaran yang sesungguhnya, selama Gambaran Pikiran masih timbul dan memperdayanya untuk memuaskan segala keinginan duniawi dan hawa nafsunya. Kesadaran tidak mungkin terjernihkan. Inilah adalah alamiah yang sebenarnya, dan bukan sebaliknya.

Dengan kata lain, Bagaimana mungkin Kesadaran dapat terjenihkan,
        selama mereka masih memiliki banyak keinginan dan hawa nafsu.

Semakin banyak timbulnya keinginan,
    maka semakin kuat kemelekatan
        gambaran pikiran memperdayanya,
                dan semakin gelap kejernihan kesadarannya.

Semakin sedikit timbulnya keinginan,
    maka semakin lemah kemelekatkan
        gambaran pikiran memperdayanya,
            dan semakin terang kejernihan kesadarannya.

Halangan kelima, akan timbul dari Pencapaiannya.

Pencapaian Pembinaan Spiritual merupakan suatu hal yang sangat misterius bagi para mahluk. Sehingga halangan yang timbul dalam Proses Pencapaian Spiritual, juga akan sangat misterius dan sulit dipahami.

Saya hanya dapat memberikan penjelasan singkat akan halangan yang timbul dalam Pencapaian Spiritual.

Alamiah Pencapaian yang sebenarnya,
bagaikan Pencapaian Raja Setan.

Janganlah terperdaya dengan Pencapaian yang tampak KeBuddhaan.
Waspadalah, karena itu adalah Halangan dari Pencapaian yang sebenarnya.