Simplicity – Patience – Compassion

Kerahasiaan Ajaran

Seorang umat bertanya kepada saya: “Mengapa saya begitu merahasiakan Ajaran-Ajaran Dharma, bukankah ini lebih menghambat perputaran Roda Dharma ?”

Pertanyaan ini begitu sering di ajukan kepada saya, dan saya selalu mengelak pertanyaan ini dengan jawaban yang sederhana “Semua tergantung Jodoh dan Karma masing-masing”.

Mendengar kata “Jodoh dan Karma”, membuat mereka yang bertanya menjadi ragu akan pertanyaannya sendiri. Kata “Jodoh dan Karma” sangat membingungkan, bahkan bagaikan menakutkan untuk diungkap lebih dalam lagi.

Mereka hanya langsung menduga dan mengira bahwa mereka tidak memiliki Jodoh dengan saya, karena diri mereka masih dipenuhi Karma buruk. Daripada memalukan, lebih baik tidak bertanya langsung lebih lanjut.

Kali ini saya ingin mengungkapkan alasan yang lebih sebenarnya, Mengapa saya tampak begitu merahasiakan Ajaran-Ajaran Dharma.

Saya akan mengungkapkan dengan sebenarnya bahwa TIDAK ADA AJARAN DHARMA MULIA YANG BERSIFAT RAHASIA. Ajaran Dharma Mulia adalan Ajaran Kebenaran, yang dapat dipahami, dibina, dan dibuktikan.

Berhati-hatilah dengan Ajaran Dharma yang dikatakan SANGAT RAHASIA, karena Ajaran yang demikian hanya akan membangkitkan rasa EGO, SOMBONG, BANGGA. Ajaran yang demikian justru bertentangan dengan Ajaran Dharma Mulia yang sesungguhnya, yaitu untuk membina Kesadaran Sejati, membangkitkan rasa Mulia, Menjalankan Welas Kasih terhadap sesama, dan membina Kebijaksaan Sejati, hingga mencapai Kesempurnaan Agung.

Kerasahasian Ajaran Dharma Mulia, bukan karena tidak dapat diturunkan kepada mahluk lain. Tetapi kerahasian Ajaran Dharma Mulia, karena memang para umat sendiri yang tidak sanggup untuk membuka kerahasiaan intisari Ajaran.

Ajaran “Kesadaran Sejati” Dharma Mulia yang dikenal sebagai Ajaran Rahasia Tingkat Tinggi dalam pembinaan Dharma Mulia MahaDewi Yauw-Ce, juga telah saya ajarkan beberapa kali secara umum. Tetapi sangat disayangkan, walaupun demikian, saya masih melihat Ajaran ini tetap menjadi Ajaran Rahasia di dalam diri para umat, karena mereka masih belum menemukan intisari makna Ajaran tersebut yang tersebunyi dalam kerahasian gambaran Pikiran mereka sendiri.