Simplicity – Patience – Compassion

Mimpi Tidak Hanya Dialami Manusia

Seorang umat bertanya tentang mimpi, “Apakah mimpi hanya dialami oleh manusia saja ?”

Walau pertanyaan ini, tampak tidak berhubungan dengan pembinaan spiritual. Tetapi pertanyaan ini sungguh menarik bagi saya, sehingga saya tertarik juga untuk menjawabnya. Demikian kira-kira apa yang saya jelaskan kepadanya.

Ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan mimpi. Tetapi penyebab yang terbesar dari timbulnya mimpi adalah keterperdayaan Kesadaran oleh kemelekatan gambaran Pikiran di waktu tidur. Dengan mengetahui bahwa Kemelekatan gambaran Pikiran merupakan sumber terbesar terjadinya mimpi, maka setiap mahluk yang masih diperdaya oleh kemelekatan gambaran Pikirannya, saya pastikan masih dapat mengalami mimpi ketika tertidur.

Mungkin para ahli mimpi, merasa bingung mengapa saya dapat mengetahuinya dengan pasti. Dimana saya akan mengungkapkan rahasia sederhana ini: Ketika terbangun (tidak tidur), kemelekaran gambaran Pikiran para mahluk selalu memperdaya Kesadarannya, walau mereka sendiri tidak lagi menyadari telah diperdaya. Apalagi ketika mereka tertidur ? Maka tidak mengherankan bila gambaran Pikiran mereka terus memperdaya Kesadaran mereka, diwaktu tidak tidur atau diwaktu tidur.

Bagi mereka yang masih belum memahami rahasia sederhana ini, saya ingin bertanya: Apakah bedanya waktu tidak tidru (bangun) dan waktu tidur, bagi Kesadaran yang terperdaya ? atau bagi gambaran Pikiran yang terus memperdaya ?

Bila telah memahaminya, maka kita akan mengetahui bahwa seekor nyamuk yang hidupnya sangat singkat, masih mungkin mengalami mimpi ketika tertidur. Demikian pula dengan anjing, kucing, gajah, burung, ikan, dan binatang-binatangn lainnya. Saya katakan bahwa mereka mungkin dapat mengalami mimpi, bila tertidur.

Saya juga mendapat pertanyaan yang lebih jauh lagi, dimana seorang umat bertanya “Bagaimana dengan mahluk lainnya, seperti para roh halus dan setan-setan lainnya ?”. Seperti yang telah saya jelaskan, mahluk apapun juga yang masih diperdaya oleh kemelekatan gambaran Pikirannya. Saya pastikan masih dapat mengalami mimpi ketika tertidur. Inilah salah satu alamiah dari kemelekatan gambaran pikiran yang selalu memperdaya Kesadaran sepanjang waktu.

Hanya para mahluk yang telah membina Kesadaran Sejatinya, sehingga tidak lagi diperdaya oleh gambaran pikirannya, akan terbebaskan dari mimpi yang demikian. Sehingga walaupun mereka bermimpi, Kesadaran mereka tetap jernih terbebaskan dari kemelekatan gambaran pikiran. Mereka akan menyadari sedang bermimpi, bagaikan menonton gambaran pikiran yang timbul, dan tidak akan terperdaya sedikitpun. Bila mereka ingin menghentikan mimpinya, mereka seketika itu dapat menghentikan atau mengganti gambaran mimpinya. Bagaikan memiliki sebuat proyektor film, yang dengan mudahnya mematikan atau mengganti filmnya.

Walaupun sama-sama seperti bermimpi, tetapi perbedaan sangat jauh sekali. Perbedaan ini tidak dapat saya ungkapkan hanya dengan kata-kata. Bila anda telah mencapai Kesadaran yang selalu jernih, maka akan mengetahui dan merasakan bahwa mimpi yang memperdaya Kesadaran dan yang tidak dapat memperdaya Kesadaran adalah sangat jauh berbeda. Hal ini dapat sedikit saya gambarkan dengan ‘Apakah ketika melamun dan ketika menonton film adalah sama ?’