Simplicity – Patience – Compassion

Penurunan Ajaran Dasar “Pembinaan Roh Sejati”

Di zaman dimana umur manusia semakin singkat, dan sebagian besar waktu kehidupannya banyak tersita dalam  kesibukan untuk mempertahankan kehidupan dan  memenuhi kebutuhan materi duniawi.

Dengan situasi dan keadaan yang sangat tidak menguntungkan manusia di zaman ini, mengakibatkan Roda 5 Bunga (Roda Dharma) semakin lambat perputarannya.

Kesulitan untuk mendapatkan guru juga merupakan suatu keadaan yang tidak menguntung, dan banyak manusia hanya terjebak dengan penampilan luar Guru mereka tanpa mengetahui kwalitas ajaran guru itu. Walaupun telah menemukan guru sejati, banyak dari mereka yang hanya membanggakan kehebatan gurunya ataupun hanya mendebatkan isi dari kitab-kitab tanpa berpikir untuk berlatih dengan giat. Semua ini merupakan karma penghalang sehingga dirinya tidak lagi menyadari untuk giat berlatih apa yang telah di ajari oleh gurunya.

Mereka tidak lagi menyadari tingkat latihan spiritual mereka bilamana para Guru jmereka tidak dapat lagi memberi ajaran dan membimbingnya. Mereka bagaikan sebuah perahu tanpa nahkoda yang terombang-ambing di tengah samudra, sehingga pada akhirnya perahu ini tidak dapat menentu lagi arah dan tujuannya. Habislah sudah kebanggaan mereka tentang Matahari dan Bulan (guru mereka), tanpa dapat pernah menjadi Matahari yang menerangi seluruh mahluk di siang hari dan Bulan di malam hari.

Selain itu adanya Karma Penghalang dalam diri mereka,  hingga para mahluk hidup khususnya manusia selalu menghendaki bukti yang nyata terlebih dahulu sebelum sadar untuk berlatih giat agar terbebaskan dari lingkaran samsara dan mencapai Pencerahan Agung.

Pencarian bukti ini banyak menjebak diri mereka sendiri kedalam lingkaran pencarian yang tiada akhirnya. Mereka tidak lagi menyadari bahwa mereka telah menghabiskan seluruh waktu dan tenaganya yang sebenarnya hanya untuk memenuhi kepuasan ego mereka sendiri, sehingga akhirnya tiada lagi waktu yang tersisa baginya untuk berlatih secara sungguh-sungguh.

Hal ini telah di ingatkan oleh Buddha Sakyamuni ibarat seorang raja yang terkena panah racun. Raja tersebut hanya memikirkan siapakah yang memanahnya dan tidak  memikirkan untuk menyembuhkan luka racunnya terlebih dahulu. Akhirnya raja tersebut meninggal akibat racun yang menyerang tubuhnya.

Telah cukup banyak kitab-kitab Dharma yang telah diterbitkan sekarang ini, akan tetapi karena keterbatasan makna dari tulisan yang kadang tidak dapat menerangkan makna sesungguhnya. Akhirnya banyak mahluk hidup yang terjebak dengan lingkaran makna dari tulisannya saja. Hal ini akhirnya hanya menjadi bahan perdebatan yang tiada habisnya, khususnya bagi mereka yang hanya memahami artinya tanpa berlatih.

Bunda Mulia Dewi Yau Ce Cin Mu  sangat prihatin atas para mahluk, dimana mereka telah jatuh kedalam lautan samsara, sehingga mereka selalu mengalami kelahiran kembali lalu meninggal tiada hentinya.

Manusia selalu terjebak dalam pilihan yang sangat sulit yaitu memperjuangkan kehidupan duniawi atau melatih kehidupan spiritual. Bunda Mulia dengan Cinta Kasih Mulia menurunkan suatu intisari ajaran dasar yang kiranya sangat membantu agar manusia tidak lagi terpojok oleh pilihan yang sulit tersebut.

Lebih parahnya manusia makin tidak perduli bilamana mereka meninggal, walaupun mereka tidak dapat mencapai kesempurnaan. Sekarang manusia tidak mengetahui bagaimana menghadapi dan menghitung hidupnya. Walaupun kehidupan mereka sangat singkat, mereka tidak tahu bagaimana untuk berlatih dan bermeditasi. Mereka tidak pernah lagi berlatih agar dapat  terlepas dari dari lingkaran samsara yang tanpa akhir.

Dengan Kemuliaan dan Cinta Kasih yang tanpa batas dari Bunda Mulia (Dewi Yauw Ce Cin Mu), Bunda Mulia menurunkan banyak Ajaran untuk membangkitakan Roh Sejati dan mengenal Kesadaran Sejati. Semua ajaran ini bertujuan untuk  membuka Kebijaksanaan Agung, agar dapat membantu keluar dari alam samsara.

Saya sangat bersyukur menerima penurunan Ajaran  “Pembinaan  Roh Sejati” langsung dari Bunda Mulia, dengan didampingi oleh guru saya, wanita bejubah biru. Ajaran Dasar ini saya gambarkan sebagai suatu perahu yang dapat mengantar mahluk hidup mencapai Sorga Danau Jade (Tempat Kelahiran Pencerahan Agung). Ajaran Dasar  ini sangat penting sebagai landasan fondasi spiritual yang kuat, dan juga sebagai bukti nyata akan adanya energi spiritual (Spiritual Movement, Gelombang Energy Spiritual).