Simplicity – Patience – Compassion

Proses Awal Mencapai Tingkat Menengah Meditasi

Setelah memiliki dasar pembinaan Meditasi Kesadaran yang kuat, para pembina akan mencapai tahap lanjut yang cukup menarik, tetapi juga penuh resiko bila tanpa dibimbing langsung oleh seorang pembimbing.

Bila pada awalnya kaki yang terasa baal atau tebal, dan selanjutnya kaki tidak akan terasa  baal atau kebal lagi. Tetapi, kemudian secara perlahan tapi pasti, pembina mulai merasakan rasa ngantuk yang luar biasa.

Rasa ngantuk ini kadang bisa diatasi beberapa saat, tetapi dalam beberapa saat akan timbul lagi. Keadaan rasa ngantuk yang timbul dan hilang, akan terus berlangsung dalam beberapa saat. Dan kadang para pembina dapat mencoba menfokuskan pada satu pikiran, atau terus melafalkan mantra-mantra suci, atau melakukan pembayang, hingga mencoba mengamati keluar masuk nafas. Semua ini memang dapat membantu untuk menghilangkan rasa ngantuk yang timbul.

Inilah proses alamiah dalam pembinaan awal meditasi, dimana rasa ngantuk dan kembalinya gambaran Pikiran datang silih berganti. Keadaan yang demikian adalah wajar, dan memang merupakan proses alamiah dari awal pembinaan meditasi.

Dengan pembinaan yang kuat dan pengarahan langsung dari guru, tidak menutup kemungkinan para pembina meditasi akhirnya dapat mengatasi rasa ngantuk dan gambaran Pikiran yang timbul dan lenyap sili berganti. Setiap Guru pembimbing, memiliki berbagai macam cara, yang sesuai dengan keadaan tingkat masing-masing muridnya. Tetapi bagi para pembina meditasi kesadaran, adalah MUTLAK untuk memahami berlangsungnya proses alamiah pembinaan awal meditasi ini dengan Kesadaran yang selalu jernih.

Dalam proses awal pembinaan meditasi, demikianlah kira-kira para pembina akan mengalami proses alamiah meditasi yang berlangsung:

– Perasaan baal atau kebal yang dimulai dari kaki mulai naik kepinggang, lalu dada, tangan,

– Tangan mulai terasa ringan dan akhirnya tanpa rasa.

– Alur nafas yang turun naik, akan terasa terhenti.

– Suhu tubuh yang panas, akan mulai mendingin dan akhirnya tidak terasa panas ataupun dingin.

– Penglihatan kadang jernih dan redup,  bahkan kadang adanya kilatan cahaya atau bayangan sekilas.

– Mata dan telinga kadang terasa berdenyut-denyut.

– Selanjutnya, perasaan baal atau kebal terus akan naik keleher hingga kepala.

– Suara dengungan darah, akan melemah dan akhirnya total tidak terdengar lagi.

– Penglihatan yang kadang remang dan terang, akhirnya akan menjadi jernih.

Proses ini timbul secara alamiah, karena memang gambaran pikiran yang mulai melemah, dan kondisi tubuh juga turut melemah.

Bila telah memahami dan mengalami proses yang dialami pada pembinaan meditasi awal diatas, maka pembina meditasi akan mulai mencapai tahap selanjutnya (tahap menengah).

Dalam tahap menengah, selanjutnya secara alamiah keadaan tubuh kasar terasa tidak lagi berfungsi, bagaikan seorang yang mati suri, tetapi Kesadaran harus selalu jernih.
Dalam tingkat ini, pengetahuan dan bimbingan Guru sangat penting sekali, untuk memahami proses alamiah keadaan pencapaian dalam tingkat meditasi ini. Jika tidak, terlalu besar resiko yang akan didapatnya.

Dalam tahap ini, bila terjadi kesalah-pahaman akan apa yang dirasakan dan dialami. Para pembina akhirnya hanya akan terjerat dalam mistis, delusion, alam khayal, alam pikiran, bahkan banyak pula yang terjerat dalam alam Kekosongan Semu. Saya banyak melihat para pembina meditasi yang mencoba-coba bermeditasi, tanpa bimbingan Guru, akhirnya mereka hanya menjadi orang syaraf, dan ada pula yang menjadi gila.

Harus dipahami dari awal, bahwa Meditasi bertujuan untuk mengenal Jati Diri yang sebenarnya, tetapi bukannya lebih mengenal jati diri yang dicapai, justru para pembina condong bertolak belakang, mengotori dan lebih menjauh dari tujuan semula. Dengan adanya bimbingan langsung dari Guru, setidaknya Guru dapat selalu mengingatkan, akan tujuan medtiasi yang sebenarnya yaitu lebih mengenal Jati diri yang sebenarnya.

Berhati-hatilah bagi para pembina meditasi yang mulai memasuki pencapaian tahap menengah ini, karena dalam tahap ini peranan Guru sangat dibutuhkan.  Tanpa dasar dan bimbingan yang kuat dari Guru, saya dapat katakan bahwa lebih dari 99.9% pembina akan mengalami SALAH ARAH, yang dapat berakibat fatal, seperti menjadi gila, saraf, psyco, kesurupan, dsb.